SDG 4, SDG7, SDG 15
Sejak tahun 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menetapkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kebijakan MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang lebih luas di luar lingkungan kampus. Dari pengalaman belajar yang diperoleh di luar kampus, mahasiswa dapat menelaah situasi di lingkungan sekitar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan meningkatkan kecakapan dalam berkomunikasi. Salah satu bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) dalam kebijakan MBKM adalah kegiatan magang MBKM. Magang MBKM merupakan BKP yang memberikan wawasan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa mengenai kegiatan riil di dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja yang dilaksanakan selama satu semester. Melalui kesempatan belajar yang diberikan di dunia industri, mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan yang nantinya akan menjadi bekal penting bagi mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.
Salah satu mahasiswa yang terdaftar sebagai peserta magang MBKM di semester gasal tahun akademik 2023/2024 adalah Rizka Lazuardy Aulia. Rizka merupakan mahasiswa jurusan kimia Universitas Negeri Malang yang menjalankan program magang MBKM di Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Tanaman Pemanis dan Serat selama 6 bulan. BPSI Tanaman Pemanis dan Serat berperan dalam membangun pertanian melalui penetapan standar instrumen pertanian untuk menjamin mutu dari proses dan produk hasil pertanian. BPSI Tanaman Pemanis dan Serat juga mengemban tugas melaksanakan pengujian standar instrumen tanaman pemanis dan serat.
Pada kesempatan magang kali ini, Rizka mendapat kesempatan belajar di divisi kimia tanaman dengan kegiatan utama adalah kegiatan skrining metabolit sekunder pada tanaman serat yaitu tanaman wijen dan jarak kepyar. Selama ini, tanaman wijen dan jarak kepyar dikenal sebagai tanaman serat penghasil minyak industri. Minyak dari tanaman wijen dan jarak kepyar dihasilkan dengan memanfaatkan bagian bijinya. Sementara itu, masih terdapat bagian tanaman yang belum banyak dimanfaatkan seperti akar, batang, daun, dan buah. Padahal, ketiga bagian tanaman tersebut merupakan bagian tanaman yang kaya akan metabolit sekunder. Metabolit sekunder adalah komponen gizi atau nongizi dari tanaman yang memiliki aktivitas biologi tertentu. Dari kegiatan skrining metabolit sekunder, diketahui bahwasanya bagian tanaman wijen dan jarak kepyar mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid, tanin, dan saponin. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui aktivitas biologi spesifik dari bagian tanaman wijen dan jarak kepyar. Dengan adanya kegiatan skrining metabolit sekunder, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pemanfaatan bagian tanaman wijen dan jarak kepyar secara optimal serta meningkatkan nilai ekonomi dari tanaman wijen dan jarak kepyar.