SDG 4, SDG 7, SDG 8, SDG 9, SDG 14, SDG 15, SDG 17
Plastik telah menjadi masalah besar di Indonesia karena penggunaannya yang terus meningkat, merugikan manusia dan lingkungan. Plastik populer karena memiliki harga yang murah dan kuat, plastik dengan jenis LDPE (Low Density Polyethylene) sering digunakan untuk kantong plastik, kantong sampah, dan pembungkus makanan. Di TPA, plastik LDPE paling banyak ditemui yakni berkisar 17,29% dari total sampah setelah limbah organik. Menurut EPA (Environmental Protection Agency) plastik jenis ini baru di daur ulang sekitar 5,7%.
Tidak hanya itu bencana alam Lumpur Panas Sidoarjo, yang dimulai pada 29 Mei 2006 akibat kebocoran pengeboran minyak oleh PT Lapindo Brantas, telah menyebabkan aliran lumpur panas yang terus menerus selama bertahun-tahun. Bencana ini terjadi di Desa Renokenongo, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, mengakibatkan kerugian ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Selain dampak negatifnya, lumpur panas ini juga menjadi bahan studi bagi ilmuwan karena mengandung berbagai jenis oksida. Penelitian oleh Ulfindrayani et al. (2019) mengungkap bahwa kadar silika dalam lumpur panas Sidoarjo mencapai 45–50%.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut tim ZeoLyst dari Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Elva Arista dan keempat anggotanya, yaitu Saidatul Kholidia, Finurika Rohmati, Fatur Rachman, dan Jevon Febriano Soegiono mengajukan riset berjudul “Optimasi Zeolite Socony Mobile‑5 Berbasis Lumpur Panas Sidoarjo sebagai Katalisator Proses Pirolisis Limbah Plastik Polyethylene Menjadi Bahan Bakar Terbarukan”. Berbekal riset sebelumnya, mereka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di bawah dampingan Prof. Dr. Aman Santoso, M.Si.
“Ketersediaan kandungan silika yang cukup besar dan banyak ini memungkinkan untuk mensintesis ZSM‑5 dari lumpur Lapindo,” ucap Elva Arista. Berbagai kegiatan telah dilalui oleh tim ZeoLyst mulai dari preparasi sampel, ekstraksi silika, sintesis ZSM‑5, hingga proses pengubahan sampah plastik menjadi bahan bakar.
Pada proses ini tim ZeoLyst menggunakan metode pirolisis untuk mengubah plastik menjadi bahan bakar dengan suhu tinggi, serta dengan menggunakan bantuan katalis ZSM‑5 (Zeolite Socony Mobile‑5) untuk meningkatkan produk cair yang diperoleh. “Riset ini diharapkan dapat membantu peneliti-peneliti lain untuk mengembangkan energi terbarukan dari Lumpur Panas Sidoarjo,” ucap Saidatul Kholidia.
Penelitian ini tidak hanya mencari solusi untuk mengurangi limbah plastik yang sulit terurai, tetapi juga mengembangkan potensi energi baru yang ramah lingkungan. Elva Arista dan timnya berharap riset ini bisa berkontribusi signifikan dalam menjadikan Indonesia lebih bersih dan berkelanjutan.