Malang-Selama ini pembasmian hama Wereng dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida. Penyemprotan pestisida dalam jangka panjang, mengakibatkan penumpukan sisa-sisa racun pada tanah. Sisa-sisa racun ini akan terserap padi, sehingga beras yang dihasilkan terkontaminasi racun.
Surjani Wonorahardjo, Ph.D., telah menemukan metode baru untuk memecahkan masalah tersbut.
“Kami bersama teman-teman dan mahasiswa selalu berusaha menghasilkan obat tanaman anti hama Wereng ramah lingkungan yang diproduksi secara alami. Petani selama ini memakai pestisida untuk membasmi Wereng. Hal itu efeknya buruk terhadap manusia. Karena saat pestisida itu masuk kedalam tanah dan larut dalam air, kemudian diserap padi, maka beras terkontaminasi racun itu dimakan manusia.“Ujarnya.
Obat anti Wereng alami ini dihasilkan dari sekam (kulit padi) yang dipanaskan pada derajat tertentu sampai jadi abu. Cara kerjanya obat ini, jika ditabur disawah akan menghasilkan aroma yang khas, yaitu aroma yang mengundang predator pemakan telur-telur wereng. Habisnya telur-telur ini akan memutus matarantai siklus kembang biaknya wereng.
“Saya juga mengembangkan obat anti nyamuk yang berbeda dari umumnya. Bekerjasama dengan mahasiswa kami menguji formula tumbuhan. Ada beberapa aroma tumbuhan yang sudah diteliti bisa mengusir nyamuk, seperti obat nyamuk bakar. Kalau obat nyamuk bakar cara menghidupkan harus dipanaskan terlebih dahulu biar ada asap, tetapi asap itu senyawa-senyawa berbahaya. Apabila nanti sudah ketemu aroma tumbuhan yang bisa mengusir nyamuk, tentu obat itu akan ramah lingkungan,“papar dosen Kimia FMIPA UM.
Keberhasilan itu tidak lepas dari hasil analisis kimia, menurut Surjani analisis Kimia itu tujuannya adalah menggali informasi tentang sel-sel dan senyawa Kimia.
“Untuk menguak rahasia senyawa kimia, kami harus dapat mendayagunakan instrumen, alat yang ada di Lab, dan juga didukung dengan metode penelitian yang relevan“jelasnya.
“Sebenarnya kami juga punya satu mata kuliah khusus, yang sudah saya kembangkan bertahun-tahun. Yaitu dibidang kimia analitik yang bergerak di metode-metode analisis. Misalnya, minyak kelapa apa saja isinya dan bisa dimanfaatkan untuk apa?. Untuk melihat senyawa itu harus dipisah dulu. Untuk bisa mengidentifikasi senyawa dengan bantuan metode dan alat yang ada di lab ini. Dengan data-data spesifik senyawa dari hasil identifikasi itu, kami bisa mengembangkan atau memembuat model baru,“lanjutnya.
“Saya berharap mendatang supaya penelitian ini terus berkembang dan banyak pemangku kepentingan yang mau bekerjasama. Sehingga dari penelitian ini kami juga menemukan makna penelitian yang sesungguhnya. Jangan sampai saya menemukan molekul itu terus tidak tahu untuk apa?. sebenarnya saya ingin temuan ini bisa segera dipakai dan bisa bermanfaat bagi masyarakat luas,“pungkasnya.
Penulis: Budiharto
Editor: Moch. Syahri
Sumber: http://www.um.ac.id/