**Malang, Jawa Timur** — Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Anorganik Universitas Negeri Malang (UM) bekerja sama dengan peneliti dari Universiti Malaysia Terengganu (UMT) dalam penelitian bersama untuk mengembangkan material maju. Kolaborasi ini berfokus pada pengembangan zeolit jenis sodalit dari mineral alam Bondowoso serta teknik pertumbuhan kristal pada MIL-100 (Fe). Tujuannya adalah membuka peluang pemanfaatan sumber daya lokal untuk aplikasi teknologi tinggi.
Dr. Maisara, Ph.D., seorang peneliti dari Departemen Kimia UMT, berkunjung ke UM pada 29 Oktober hingga 2 November 2024. Kunjungan ini ditujukan untuk berdiskusi mengenai kemajuan riset yang sedang berlangsung dan membahas strategi untuk memperkuat kerja sama di masa depan bersama tim KBK Anorganik dan para mahasiswa yang terlibat. Diskusi berfokus pada sintesis zeolit sodalit serta teknik crystal growth pada MIL-100 (Fe), yang diketahui memiliki sifat katalitik dan penyaringan yang unggul. Material ini diharapkan mampu memberikan solusi terhadap tantangan di sektor industri kimia dan teknologi lingkungan.
“Kami melihat potensi besar dari mineral di Bondowoso untuk dikembangkan menjadi material dengan nilai tambah tinggi yang belum banyak diteliti sebelumnya. Tim KBK Anorganik bersama mahasiswa mengembangkan mineral ini menjadi zeolit sodalit yang berpotensi sebagai filter, pemurnian air, adsorben, katalis, dan aplikasi lainnya. Selain itu, kami juga mengembangkan teknik pertumbuhan kristal pada MIL-100 (Fe),” ungkap Nani Farida, Ph.D., salah satu anggota tim riset UM. Kerja sama ini menjadi momentum penting dalam riset berbasis potensi lokal, khususnya di Indonesia.
Selain para dosen, riset ini juga melibatkan mahasiswa kimia UM yang terlibat aktif dalam eksperimen dan diskusi ilmiah. “Keterlibatan mahasiswa sangat penting dalam proyek ini. Kami ingin membekali mereka dengan keahlian yang relevan untuk industri masa depan,” kata Meyga Evi Ferama Sari, S.Si., M.Si., dosen yang juga terlibat dalam riset tersebut. “Kolaborasi antara dosen dan mahasiswa diharapkan dapat memperkuat peran universitas sebagai pusat riset,” tambahnya.
Proyek ini menargetkan publikasi di jurnal ilmiah internasional dan berpotensi menghasilkan paten untuk inovasi yang dikembangkan. Rencana kolaborasi jangka panjang juga sedang disusun, termasuk pertukaran mahasiswa dan peneliti untuk memperdalam riset di bidang material maju. Kerja sama ini tidak hanya mempererat hubungan akademis antara Indonesia dan Malaysia, tetapi juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Penelitian berbasis mineral lokal ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah lingkungan sekaligus meningkatkan daya saing produk berbasis teknologi hijau.