Dosen Kimia UM Berhasil Mengembangkan Reaktor untuk Mengkonversi Limbah Ternak di Desa Srengat Kabupaten Blitar menjadi gas LPG
Keberadaan peternakan sapi di desa Srengat mempunyai dampak yang cukup besar bagi warga desa tersebut dan daerah sekitarnya, usaha tersebut merupakan usaha padat karya, yang memerlukan banyak tenaga kerja. Semakin banyaknya pertenakan sapi, akan banyak menyerap banyak tenaga kerja yang terlibat, dimana secara tidak langsung mengurangi urbanisasi para pemuda kekota, karena sudah banyak lapangan kerja di pedesaan, dan secara otomatis menggairahkan perekonomian didesa tersebut atau daerah sekitarnya.
Keuntungan lainnya adalah dapat meningkatkan kesehatan masayarakat, karena dapat meminum/membeli susu segar secara murah dari peternak lansung. Namun demikian disamping dampak positip usaha peternakan sapi juga ada dampak negatifnya yang dirasakan warga sekitarnya, dimana limbah peternakan sapi memberikan bau yang tidak enak bagi warga sekitar, dan juga sebagai sumber penyakit. Para peternak sapi pada umumnya masih sangat terbatas dalam hal tehnologi tepat guna, sehingga belum dapat menjaga kebersihan lingkungan atau memmanfaatkan limbah yang dihasilkan menjadi produk yang lebih berdaya guna, padahal limbah tersebut dapat dioptimamalkan menjadi biogas.
Permasalah yang ada pada peternak sapi — yang banyak menghasilkan limbah (kotoran sapi) adalah bagaimankah caranya agar usaha yang dilakukan peternak sapi — sebagai mitra usaha tetap lancar tetapi usahanya tidak banyak mengganggu lingkungan sekitarnya, dan kalau bisa malah dapat memberikan manfaat/membantu tetangga sekitarnya. Bapak Dr. Aman Santoso sebagai Dosen Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang telah membantu menginisiasi pembuatan reaktor pengolah limbah peternakan sapi perah, di Srengat Blitar. Pelaksanaan dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2021. Model reaktor yang dikembangkan model kubah dengan bahan cor semen, pasir semen dengan kapasista 6–7 kubik. Saat ini pemerintah sedang menggerakkan konversi BBM ke sumber energi lain yang dapat diperbaharui. Sementara itu pada mitra usaha ini menghasilkan limbah organik yang sebenarnya dapat diolah menjadi biogas dan dapat digunakan sebagai sumber energi sebagai pengganti LPG. Untuk membuat biogas dari limbah sapi ini diperlukan peralatan yang utama yaitu tempat digester (untuk merombak limbah dengan proses fermentasi anaeroeb sehingga dihasilkan biogas) tempat tersebut disebut sebagai reaktor. Biogas yang dihasilkan merupakan campuran gas metana dan karbon dioksida gas yang dihasilkan ditampung pada tempat terpisah dari reaktor yang dapat berupa kantong plastik, selanjutnya gas di alirkan ke kompor gas yang siap untuk memasak.