Malang. Memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016, seluruh civitas akademika UM melaksanakan upacara bendera. Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan A2 UM ini diikuti oleh seluruh tenaga pendidikan, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Mengambil tema “Ayo Kerja, Inovatif, dan Kompetitif” yang merupakan seruan bagi seluruh kalangan pendidikan tinggi untuk melakukan reformasi pendidikan tinggi yang telah dimulai oleh Bapak pendidikan Indonesia.
Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan bahwa reformasi perguruan tinggi merupakan suatu keniscayaan pada saat ini, ketika menghadapi beragam tantangan luar biasa dalam skala lokal, nasional, maupun global.
“Peringatan Hari Pendidikan Nasional tidak bisa dilepaskan dari sosok Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di yogyakarta dan wafat 28 april 1959. Beliau adalah Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia yang pertama. Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah upaya memajukan budi pekerti (karakter), pikiran (intelektual), dan jasmani (keterampilan) anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya,“jelasnya mengawali sambutan.
“Selain itu, perlu juga saya garis bawahi di sini bahwa peringatan Hardiknas ini juga dimaksudkan untuk memupuk rasa patriotisme dan jiwa nasionalisme dalam diri seluruh insan pendidikan. Karena itulah, pemerintah menetapkan pelaksanaan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional,“lanjutnya.
Lebih lanjut dalam kaitannya dengan patriotisme dan nasionalisme, Rektor UM mengungkapkan keprihatinan bahwa belakangan ini masih sering ditemukan di dalam kampus UM terdapat kampanye, propaganda, slogan, dan sejenisnya yang menyuarakan wacana dan paham yang anti terhadap 4 (empat) pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal lka).
“Dalam kesempatan ini, saya ingin mengajak seluruh sivitas akademika UM untuk bergandengan-tangan dan bahu-membahu guna membendung penyemaian ideologi keagamaan transnasional yang ekstrem dan radikal, yang tidak berkomitmen kepada 4 (empat) pilar kebangsaan di kampus kita ini,“ajaknya.
Pada sambutannya pria kelahiran Jombang ini juga menyampaikan beberapa perkembangan terbaru yang telah dan sedang dikerjakan bersama, tentunya dalam konteks percepatan realisasi visi dan misi UM, menjadi perguruan tinggi unggul dan menjadi rujukan, baik ditingkat nasional maupun internasional.
“Saat ini, saya telah membentuk task force (satgas) penyusun proposal perubahan UM dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) di bawah komando Prof. Dr. Dawud, M.Pd. (selaku ketua tim). Pada hari Rabu, 27 April 2016, satgas telah melaporkan progress awal dari persiapan penyusunan proposal PTN-BH di Rapim. Saya perlu tekankan dalam kesempatan ini di hadapan hadirin semua bahwa aspek yang ditonjolkan dari PTN-BLU menuju PTN-BH adalah otonomi dan kemandirian, baik dalam hal sumber daya manusia, pendanaan, maupun layanan,“jelasnya.
“Perkembangan terbaru lainnya adalah rencana pembangunan Twins Tower sembilan lantai, berikut perlengkapannya di Jalan Simpang Bogor. Mega proyek yang didanai oleh IDB ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sarana/prasarana pendidikan dan menjadikan UM sebagai Pusat Inovasi Belajar di Indonesia,“urainya.
“Penandatangan kontrak dengan pihak IDB rencananya dilakukan di Jakarta pada 18 Mei 2016 mendatang. Jika pembangunan ini terwujud, setidaknya akan ada penambahan 300 ruang kuliah baru dan sejumlah ruang dosen yang akan dimanfaatkan oleh semua fakultas. Proyek ini juga akan mendanai 20 dosen untuk melanjutkan studi lanjut S3 ke luar negeri (LN), serta 100 dosen dan tendik untuk mengikuti berbagai workshop di dalam dan luar negeri, serta 66 judul penelitian yang didanai 100jt-an,“jelasnya.
“Berita menggembirakan lain yang ingin saya sampaikan pada tahun akademik 2016–2017 mendatang, UM membuka 2 (dua) prodi baru pendidikan profesi, yakni: Pendidikan Profesi Insinyur (PPI) di Fakultas Teknik, dan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK) di FE. Pembukaan kedua prodi ini merupakan wujud respons UM terhadap tuntutan global akan pentingnya sertifikasi profesi. Lulusannya diharapkan bisa diterima di berbagai Negara lain, setidaknya diterima di tingkat Asean (MEA),“ujarnya.
UM saat ini juga sedang merampungkan naskah akademik yang memuat kewajiban mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan non akademik.
“Aktivitas non-akademik mahasiswa nantinya akan diukur dengan bobot skor tertentu, dan dituangkan dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) saat lulus nanti. Singkatnya saat diwisuda nanti lulusan akan menerima ijazah akademik dan catatan prestasi non akademik,“urainya.
Mengakhiri sambutan Rektor mengajak seluruh sivitas akademika UM untuk peduli dengan dinamika dan perkembangan kampus tercinta.
“Saya berharap seluruh sivitas akademika UM dapat mengikuti seluruh perkembangan kampus kita, salah satu caranya adalah dengan rajin-rajin mengunjungi website resmi UM, yakni www.um.ac.id, yang kini kontennya terus dikembangkan dan diperkaya. Hal ini penting untuk saya sampaikan, karena kunjungan warga UM akan meningkatkan rating website UM,“harapnya.
“Saya juga mengajak seluruh civitas akademika untuk merapatkan barisan dan mengokohkan niat, untuk dapat bekerja dan berprestasi sebaik mungkin sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Hanya dengan cara inilah UM akan menjadi perguruan tinggi unggul dan menjadi rujukan yang berkelas dunia,“pintanya diakhir sambutan.
Penulis : Suhardi/Kautsar
Editor : Moch. Syahri
Sumber : www.um.ac.id