14 Mei 2016
Malang- Pada era moderen ini perkembangan media pembalajaran berbasis digital sangat cepat. Di Inggris, hampir semua sekolah sudah tidak menggunakan papan tulis biasa, namun sudah menggunakan papan interaktif digital.
Terinspirasi hal tersebut, Yerry Soepriyanto, S.T,. M,T., meneliti tentang teknologi-teknologi terkini yang muncul berdasarkan teknologi informasi dan komunikasi untuk media pembelajaran. Ruang lingkup aplikasi disana mengacu pada pemakaian handbook of research of education communication technology dari ICT.
Dari penalitian itu Yerri, berhasil merancang teknologi media pembelajaran dengan nama interactive whiteboard atau papan interaktif yang berbasis website, yang mampu menyampaikan kasan argmented reality atau realitas tertambah kepada anak didik.
“Media interactive whiteboard ini dalam proses belajar mengajar bisa menghadirkan realitas tertambah. Maksudnya realitas tertambah itu ada objek nyata ditambah dengan penjelasan objek virtual (obyek maya), sehingga kelihatan seperti kenyataan seseungguhnya, padahal sebenarnya tidak ada konsepnya,“papar dosen Jurusan Teknologi Pembelajaran FIP itu.
“Dengan menggunakan media ini, pengembangan pembelajaran mengarah ke learning by doing yourself. Sehingga dalam proses belajar mengajar siswa-siswanya yang lebih cenderung belajar dengan mengalami suatu peristiwa sendiri, bukan disampaikan oleh gurunya,“ujar pria yang murah senyum.
Salama ini guru mengajar memakai papan biasa (whiteboard). Pengajar biasanya lebih dulu menulis atau menggambar materi pelajaran di papan tulis yang akan diterangkan, contohnya organ pencernakan. Selanjutnya materi pembalajaran bisa diinteraksikan kepada siswa dengan cara guru menunjuk satu gambar organ pencernaan dan menjelaskanya.
“Apabila menggunakan interactive whiteboard, guru tidak usah menggambar berkali-kali cukup satu kali saja. Guru menjelaskan hanya dengan mengunakan stylush untuk menunjukkan organ pencernaan, dan sudah bisa dilihat sampai dalemnya seperti apa,“tambahnya .
Dengan menggunakan interactive whiteboard guru tinggal mengarahkan stylushnya agar media pembalajaran ini bisa mengurai sendiri seperti nyata.
“Media pembalajaran ini cocok untuk pendidikan anak usia dini khususnya untuk mengembangkan keterampilan psikomotor yang paling sederhana yaitu: funmotor dan crossmotor. Penerapan penelitannya sudah sampai kesitu dan yang vocational sudah dikerjakan dan hasil eksperimenya bagus,“tegasnya.
Penulis: Budiharto
Editor: Moch. Syahri
Sumber : www.um.ac.id